Human Resources Services |
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
APA PSIKOTES ITU ?
(Oleh Ir. Yoki, S.Psi., Psikolog)
Hal apa yang membedakan manusia dengan mahkluk lain ? Tentu Saudara sudah mengetahui jawabnya, yaitu kecerdasan (Intelligence) dan perilaku orang yang bersangkutan. Untuk mengetahui perilaku-perilaku manusia secara benar dan ilmiah, kita perlu mempelajari berbagai ilmu sosial seperti Sosiologi, Antropologi, Psikologi, dan Psikiatri.
Salah satu ilmu yang memperlajari, menguraikan, dan menyelidiki perilaku manusia secara lengkap dan tuntas adalah ilmu psikologi. Ilmu Psikologi adalah suatu ilmu dengan berbagai metode, prosedur standar dan sistematis dalam menyelidiki, mendalami, mengobservasi, dan mendeskripsikan perilaku dan proses mental. Untuk mendapatkan hasil tersebut, Psikologi didukung dengan berbagai alat atau instrumen yang dikenal masyarakat umum sebagai psikotes (Psychotest) dan disebut juga dengan istilah Pemeriksaaan Psikologi.
Saudara sering mendengar bahwa terdapat banyak sekali psikotes, seperti tes IQ yang banyak sekali bentuk dan jenisnya dapat Saudara baca dari buku contoh atau panduan tes IQ yang dapat dibeli dari toko buku (Meskipun belum teruji secara ilmiah baik dari segi validitas, reliabilitas, dan standarisasinya), dan sebagainya.
Sampai disini, pasti timbul suatu pertanyaan dalam benak Saudara yaitu apa gunanya dengan berbagai macam psikotes (pemeriksaan psikologi) ?
Penjelasannya sederhana saja, alat atau instrumen pemeriksaan psikologi (psikotes) memang diperlukan sebagai alat pendukung bagi seorang psikolog dalam menganalisis dan mendeskripsikan perilaku seseorang selain wawancara dan observasi tata muka langsung dengan kliennya. Setiap jenis dan tipe psikotes memiliki tujuan dan maksud tertentu.
Sebagai contoh :
1. Untuk mengetahui kecerdasan anak-anak (kanak-kanak), kita tidak bisa mengukurnya dengan psikotes orang dewasa maka ada tes IQ anak-anak juga ada tes IQ orang dewasa.
2. Rasanya kurang cocok jika untuk melihat dan mengetahui kepemimpinan dan entrepreneurship seseorang dengan menggunakan psikotes Bakat dan Minat.
3. Psikotes Bakat dan Minat biasanya digunakan untuk siswa-siswi yang akan melanjutkan ke tingkat pendidikan yang lebih tinggi (SMP, SMU, PT/Universitas) atau kesesuaian seseorang dalam suatu pekerjaan/jabatan.
4. Untuk melihat karakter dan sifat-sifat seseorang dapat digunakan berbagai tes kepribadian, Emotional Intelligence (EQ), dan sebagainya.
5. Dengan pemeriksaan psikologi, minimal kita dapat memperoleh potensi apa yang ingin kita ketahui dalam diri kita lebih tepat dan secara ilmiah daripada penilaian langsung yang banyak prasangka-prasangkanya, banyak terkaan, trial & error, dan common sense (akal sehat). Psikologi adalah sebuah ilmu pengetahuan. Oleh karena itu, psikotes itu sendiri memiliki akurasi, validitas, dan reliabilitas tertentu meskipun tidak terlalu tinggi (tidak sampai 100%) melalui penelitian, pengkajian, dan pendalaman secara ilmiah dan memiliki standarisasi tertentu.
6. Dengan psikotes dapat menjadi jawaban untuk W4H (What/Apa, Who/Siapa, How/Bagaimana, Where/Dimana, dan When/Kapan ? ).
7. Seorang psikolog sangat terbantu dengan instrumen ini, sehingga klien dapat mengetahui dan memahami “sesuatu” pada dirinya dan akan meningkatkan kepercayaannya tentang kebenaran “sesuatu” tersebut. Psikotes itu selain objektif, adil, hemat waktu, hemat biaya dan tenaga juga dapat bebas dari rasa pilih kasih, kekeliruan, prasangka-prasangka (SARA), dan pengaruh kekerabatan.
8. Yang tidak kalah penting adalah perlunya ada suatu instrument pendukung yaitu wawancara/interview untuk penguatan realitasnya.
Sebagai perbandingan dapat kita melihat standar pada profesi lain dibawah ini :
1. Untuk memeriksa pasien, seorang dokter butuh alat atau instrumen tes seperti tensimeter, stetoskop, dan sebagainya.
2. Untuk menilai dan menangani suatu kasus hukum, seorang hakim, jaksa, atau pengacara perlu instrumen Hukum, Undang-Undang (atau UUD), Peraturan, dan sebagainya.
3. Untuk bisa masuk Perguruan Tinggi (Universitas), calon mahasiswa perlu mengikuti tes akademik, UMPTN, Sipemmaru, dan sebagainya.
4. Untuk mengetahui tinggi dan berat badan, kita perlu alat meteran dan timbangan.
5. Untuk mengatahui alat listrik berfungsi (nyala) atau tidak, seorang teknisi/engineer perlu testpen, multimeter, dan sebagainya. Apakah Saudara hanya menggunakan tangan untuk mengetahuinya ?
6. dan sebagainya.
|
|
|
|
|
|
|
Today, there have been 1 visitors (1 hits) on this page! |
|
|
|
|
|
|
|